Fanatik (taqlid) yang tak tercela itu hanyalah taqlid kepada Allah dan RasulNya. Namun sayang banyak diantara kita (mungkin juga saya) yang menyangka bahwa kita tengah talid kepada Allah dan RasulNya, padahal sebenarnya tengah taqlid dan mengekor pada ustadznya. A
papun fatwa dan pernyataan sang ustadz akan dicarikan pembenaran dan dikena-kenakan dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Malah tak jarang meski dari beberapa ustadz yang ditaqlidi punya ‘pandangan’ yang bertolak belakangpun akan tetap dicarikan alibi dan alasan.
Namun kala ustadz dari luar golongan yang melakukan kekeliruan, meski hanya sebuah perbedaan ijtihad sekalipun, secepat kilat dijatuhkan dalam vonis kesesatan.
Siapakah mereka? Mereka adalah kalangan kita juga bukan orang lain. Mereka mungkin adalah saya dalam salah satu episode perjalanan menuntut ilmu saya. Mereka mungkin adalah orang dekat dan sahabat saya sendiri yang saya amati perjalanan spiritualnya. Yang jelas saya tidak sedang mengkritisi orang luar.
Saya sedang mengingatkan diri sendiri dan sahabat-sahabat saya. Yang merasa bukan teman atau sahabat saya, jangan merasa disindir, karena saya tak ada urusan dengan kalian. Salam cinta dan kasih sayang, dari lubuk hati yang dalam..
Wallahu a’lam