Sebenarnya ini adalah program workshop membuat pantun dalam waktu singkat yang sudah saya rancang sebelum masa pandemi covid 19. Namun dengan adanya wabah yang tak diduga datangnya ini, beberapa rencana pelatihan (workshop) terpaksa dibatalkan.
Mempelajari keterampilan apapun sebenarnya sangatlah mudah bila kita memahami metodenya. Artinya, tidak ada siswa yang bodoh bila ia belajar dengan metode yang tepat. Sayangnya kadang metode yang tepat buat seseorang belum tentu tepat bagi orang lain. Demikian pula sebaliknya.
Oleh karena itu dibutuhkan pelatih atau instruktur yang mengerti karakter manusia dan menguasai metodologi dalam teknologi pikiran. Ya, karena proses pendidikan terutama mengenai keahlian dan keterampilan itu akan sangat didominasi oleh interaksi kita dengan pikiran bawah sadar.
Para pakar mengatakan bahwa segala gerak dan aktifitas keseharian kita sesungguhnya 70% nya justeru menggunakan pikiran bawah sadar. Bahkan ada ahli yang berpendapat lebih dari itu.
Nah, pembentukan bawah sadar ini merupakan hal yang sangat penting, termasuk dalam pengajaran dan pendidikan sumberdaya manusia.
Pelatihan atau workshop SEHARI JAGO BERPANTUN yang sudah saya buat sejauh ini sangat efektip merubah seseorang yang awalnya tidak bisa sama sekali menjadi lihai dalam berpantun, bahkan mampu berbalas pantun dengan menyenangkan. Padahal beberapa kawan yang saya ajari berpantun tersebut masih belum siajarkan semua “jurus”.
Apalah lagi bagi orang yang memang sudah memiliki bakat atau kemampuan dasar yang baik. Maka dengan metode (jurus) sederhana yang saya ajarkan, insya Allah waktu pencapaiannya mungkin bisa lebih cepat. Tidak mustahil hanya hanya hitungan jam ia sudah lihai dalam berpantun.
PELATIHAN ONLINE?
Di masa WFH (Work From Home) ini saya sempat mendapat ide dan masukan dari beberapa orang untuk mengadakan pelatihan secara online. Dan hal ini yang kemudian menjadi pikiran saya dalam beberapa waktu ini.
Saya masih mempertimbangkan aneka persiapan yang mungkin harus dipenuhi. Termasuk penyusunan kurikulum latihan dan penyesuaian dengan sarana dan teknologi yang ada.
Terusterang jika pelatihan dilakukan secara online, akan ada beberapa metode yang sulit untuk diterapkan. Dari segi materi pelajaran mungkin tetap bisa diberikan secara penuh dan utuh, namun interaksi saya selaku pembimbing dengan pesertalah yang sedikit mengalami kesulitan.
Masiha kami pikirkan fasilitas teknologi apa yang bagus buat menyiasati aneka keterbatasan itu? Karena bila dipaksakan dengan persiapan yang tidak matang, saya khawatir apa yang dijanjikan dalam pelatihan tidak bisa dicapai dengan maksimal. Atau paling tidak memperlambat waktu pencapaian keterampilan yang menjadi target bersama.