Dari kelompok manapun kita, bahkan yang mengusung jargon agama dan meneriakan kalimat-kalimat mulia, bila kemudian kita ikut ikutan berkata keji, berkampanye dengan adab yang buruk, atau melakukan manuver yang melampaui batas kewajaran. Maka kita tidak jauh beda dengan mereka yang kita anggap berada di kubu yang salah.
Jadi, bila kita merasa bahwa perjuangan kita adalah perjuangan yang tulus dan suci, membela kebenaran dan mengabdi untuk umat, maka lakukanlah dengan cara-cara yang mulia serta bermartabat. Lakukan dengan sabar dan tetap dengan Akhlakul Karimah.
Jangan sampai niat tulus dikotori oleh cara yang salah. Jangan sampai keinginan yang luhur didukung oleh sarana yang hina. Dan jangan sampai kebenaran disampaikan dengan kekejian. Tidak akan bercampur aduk kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kejahatan. Sebagaimana tidak bercampurnya minyak dan air.
Maka bila keduanya (kebaikan dan kejahatan) sudah dicampur adukan, ia bukan lagi sebuah kemurnian. Tapi air yang tercemar minyak, atau minyak yang rusak oleh air.
Semoga panasnya suhu politik tidak membuat panas dan rusaknya silaturahmi. Semoga aneka intrik dan manuver dunia pilpres tak membuat kita gelap mata dan menghalalkan segala cara… Aamiin
Wallahu a’lam