Alhamdulillah, mari bersyukur setiap waktu karena nikmat Allah tiada pernah putusnya dilimpahkan buat kita semua. Apalagi, Samarinda yang kita cintai berangsur sudah surut banjirnya. Hanya di beberapa titik memang masih ada genangan air yang belum kering. Namun secara keseluruhan kota sudah tidak banjir.
Dan pasca banjir saat ini, pekerjaan berat kita adalah membersihkan endapan lumpur serta sisa air yang kemarin di banyak tempat terlihat sangat kotor. Bahkan di perumahan bengkuring dua hari lalu saja air sudah berwarna hitam serta berbau, atau yang biasa kita sebut “bangai”.
Air bangai ini terutama dikarenakan pembusukan rumput-rumput dan tanaman rawa yang beberapa hari terendam air. Mengingat wilayah bengkuring masih dikelilingi padang rumput rawa yang sangat lebat. Bahkan di samping-samping rumah penduduk yang beradi di pinggiran perumahan masih banyak. Belum lagi ditambah dengan luapan kotoran sampah maupun sepitank yang meluap.
Saat dua hari lalu kami memantau banjir di daerah blok C Bengkuring dan menanyakan kebutuhan warga yang mendesak, sebagian mereka mengatakan bahwa dalam satu atau dua hari ini mereka samgat membutuhkan cairan pembersih (karbol) dan alat pel untuk membersihkan rumah mereka yang penuh lumpur bau.
Semoga para dermawan masih ada yang menyumbang dan para relawan juga masih ada yang berkenan membagikan bantuan cairan dan alat pembersih kepada warga korban banjir yang membutuhkan. Banjir memang sudah usai namun dampak pasca banjir masih menghantui warga.
Sampah yang menumpuk, fasilitas umum dan fasilitas rumah tangga serta beberapa ruas jalan juga mengalami kerusakan yang lumayan parah. Dan yang paling pertama harus ditangani adalah kotoran berasal dari lumpur yang tentu telah menumpuk di lantai rumah warga.
Semoga para warga korban banjir diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala… Aamiin yaa Robbal ‘Aalamiin
Kota tepian 16 Juni 2019
✍️ Penjelajah Waktu