Menjadikan google sebagai sumber rujukan dalam beragama sungguh sangat membahayakan. Google tidak bersalah kepada kita karena google hanyalah mesin pencari, namun apa yang diperoleh dari google belum tentu benar dan membawa manfaat. Malah tak sedikit apa yang diperoleh via google merupakan keburukan dan kesesatan.
Ia (si google) hanya menampilkan apa saja yang kita cari sesuai kata kunci yang dimasukkan. Yang menjadi masalah adalah bahwa apapun yang ditampilkan oleh google dalam hasil pencariannya, belum diseleksi soal kebenaran informasi yang ditemukan.
Sekali lagi, Google hanya menampilkan aneka situs yang memiliki nama, tulisan atau apapun yang berhubungan dengan kata pencarian kita. Selanjutnya, ketika situs yang mengandung ‘kata pencarian’ kita telah ditemukan, tidak ada jaminan bahwa isinya adalah kebenaran.
Google tidak menyediakan software yang bisa mendeteksi apakah yang ia tampilkan adalah penyesatan dan kesesatan ataukah mengandung nilai kebenaran. Maka, bagi muslim yang wara’ -yang berhati-hati dalam segala hal- tidak akan mengambil mentah-mentah segala hal yang ia peroleh di internet. Semua diteliti dan dianalisa sebelum diambil sebagai sebuah keyakinan maupun amalan. Dan yang paling baik tentu adalah dengan menanyakannya dengan para ulama atau orang-orang yang faham akan ilmu agama.
Menganalisa sendiri informasi, bagi seorang yang tidak memiliki basic pengetahuan agama yang memadai bisa menyebabkan ia mudah terjerumus dalam pemikiran yang sesat. Dalam banyak hal memahami agama tak bisa hanya dengan membaca sebagian teks ayat dan hadits lalu ditafsirkan dengan pemikiran sendiri. Menggunakan akal sendiri (apalagi akal yang belum memiliki pemahaman ilmu agama yang memadai) bisa menjerumuskan manusia pada pemahaman yang menyimpang dari kebenaran. Apalagi jika memahami agama dengan mengikuti pola pikir penjelasan internet yang penulisnya belum tentu orang yang jujur dan mengerti ilmu agama secara mendalam, maka peluang terjadi kesesatan sangat terbuka lebar. Dan ini sungguh membahayakan.
Saudaraku sesama muslim. Agama kita (agama Islam) adalah ajaran yang berasal dari Allah, dijaga kemurniannya dan tidak berubah dari masa ke masa. Oleh karena itulah para ulama telah menyusun piranti ilmu yang harus digunakan dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi Shalalahu ‘alaihi wa salam. Piranti ilmu yang tentu tidak asal diciptakan, namun berasal dari kajian mendalam atas kandungan Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
Seorang awam yang ingin mengkaji sendiri ayat dan hadits lalu juga mempercayai apa saja yang dia terima dari aneka tulisan sejarah yang tidak jelas sumbernya, sungguh telah menjatuhkan diri mereka dalam ancaman PENYESATAN, minimal penyesatan informasi dan cara berfikir. Dan ini sangat berbahaya terhadap pemahaman yang akan dia peroleh nantinya.
Kita membutuhkan ilmu-ilmu dasar agama (ilmu ushuliyah) yang dimiliki oleh para Ahlul Ilmi (Orang-orang berilmu) yang dengannya mereka memiliki keahlian dalam menafsirkan dalil-dalil, menyeleksi riwayat dan sejarah, serta mengistimbat (mengeluarkan) produk hukum dari dalil-dalil agama tersebut.
Tulisan ini bukan untuk menggurui sahabat FB ku sekalian. Ini hanya renungan untuk saya dan keluarga saya… Itu yang paling utama dari catatan ini. Adapun sekiranya saudara sekalian ada yang turut mengambil manfaat dari catatan sederhana ini, tentu saya sangat senang sekali.
Semoga kita selalu memperoleh bimbingan darinya, sehingga kita memiliki keikhlasan untuk menerima syari’at agama sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam. Dan semoga kita memiliki hati yang tawadu’ dalam mengambil pelajaran dari bimbingan dari para ulama yang lurus… Aamiin.
Mohon maaf sekiranya ada kalimat yang menyinggung perasaan.. Yang benar adalah hidayah dari Allah dan kesalahan dalam catatan ini dikarenakan kebodohan saya… Wallahu a’lam
Samarinda, pagi 31/12/2013 M *
JENDELA NURANI
(Abdillah Syafei)
* dengab sedikit revisi