Tulisan ini terinspirasi dari keluhan seorang ibu-ibu yang sering sekali ‘digoda’ oleh seorang lelaki melalui Blackberrynya. Si laki-laki yang telah beristri tersebut seolah tak kenal waktu selalu menyapa di BBM nya; menanyakan kabar, mengucap salam, mengirim gambar, hingga memuji-muji kecantikan si wanita tersebut.
Bagi kita yang hidup dalam budaya ketimuran, terlebih dalam akhlaq Islam, ini tentu merupakan hal yang kurang pantas (bahkan bisa dibilang tidak bagus) untuk terjadi. Seandainya yang melakukan adalah masyarakat awam sekalipun, tetaplah norma-norma kesopanan ‘menghadang’nya. Terlebih jika si laki-laki tersebut adalah orang yang begitu getolnya dalam dunia dakwah. Bahkan kelompok dakwah yang diikutinya terkesan sangat fundamentalis alias ‘garis keras’.
Saudaraku… Beramah tamah merupakan bagian dari akhlaq yang terpuji. Menggunakan kata-kata yang sedikit diselingi canda bukanlah hal tercela. Namun hendaklah kita tetap mempertahankan nilai-nilai kesopanan dalam berinteraksi. Canda tawa yang overdosis bisa ‘menghilangkan’ kemuliaan dan harga diri kita.
Dunia facebook sebagai ‘dunia maya yang didalamnya kita bebas berinteraksi tanpa harus bertatap muka sering menyebabkan rasa sungkan menjadi hilang. Akibatnya guyonan dan canda antara anggotanmya terkadang tak lagi memperhatikan batasan jenis kelamin, bahkan mahram atau bukan. Malah pada sebagaian orang, berseloroh dan bercanda ‘nakal’ dengan suami/istri orang dianggap biasa.
Mungkin hal tersebut pada sebagian fesbuker dianggap hal sepele. Padahal mereka tanpa sadar telah membuka jalan-jalan bagi syaithan untuk menjerumuskannya pada ranjau-ranjau berbahaya. Ya, memang semua tergantung hati masing-masing, bisa apa tidak menjaganya. Namun siapakah yang bisa menjamin bahwa lawan canda kita terjaga hatinya? Dan bisakah kita memastikan bahwa isi pikiran lawan canda kita benar-benar bersih dari imajinasi cabul?
Kita mungkin menyangka, bahwa seorang ikhwan yang aktif dalam kelompok yang terkenal tegas memperjuangkan agama akan selalu menjaga sikap dalam pergaulannya, terutama dengan lawan jenis? Ya, seharusnya memang demikian. Namun sungguh, syaithan ada dimana-mana dan terus berupaya menyesatkan manusia. Jikapun tak mempu membuat murtad seorang manusia, paling tidak syaitahn akan bangga ketika bisa menjerumuskannya ke dalam akhlaq yang tercela.
Karena itu, nama besar organisasi atau bahkan mulianya sebuah profesi tidak menjadi jaminan seseorang terhindar dari ranjau syahwat dunia. Ikhtiar yang bisa ‘menjaga manusia’ dari perilaku ‘menyimpang’ hanyalah ke-istiqomahan pada syari’at agama yang berasal dari keimanan dalam dada.
Anda mungkin tak bakal menduga jika ada seorang ikhwan aktifis gerakan “jihad” yang begitu garang bicara syari’at dan begitu keras terhadap para pelaku maksiat, namun hampir setiap hari ‘meneror’ istri orang lain dengan BBM (Blackberry Messenger). Baik dengan mengirim ucapan salam, bertanya kabar, mengirim foto kegiatan, hingga ‘merayu’ dengan memuji kecantikan si umahat (padahal umahatnya bercadar. Dari mana dia tahu kalo cantik?).
Ini bukan cerita fiktip, bukan pula bualan dan fitnah. Ini adalah cerita nyata yang bersumber dari suami si umahat yang membaca dan melihat sendiri BBM si ikhwan kepada istrinya.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menguak aib seseorang, atau ingin mengesankan negatif terhadap kelompok dakwah tertentu. Tulisan ini hanya dimaksudkan sebagai ibroh, untuk diambil pelajaran agar kita tak terjerumus dalam kesalahan yang sama. Maknya saya tak menyebutkan nama, hanya menceritakan kejadian semata.
Semoga dunia maya dengan aneka jejaring sosial yang ada di dalamnya, atau gadget dengan aneka fasilitas chat yang besertanya, tak membuat kita kehilangan adab dalam bergaul. Sehingga kaidah-kaidah syari’ah tetap terjaga.. Aamiin
Wallahu a’lam
(Abu Muhammad Syafei)
6/1/2014