Pagi-pagi…. Melihat postingan seorang teman tentang ‘penyimpangan’ salah satu kelompok dakwah, hawa nafsu saya jadi kepingin juga memposting ‘kesesatan’ kelompok dakwah dari teman tersebut.
Tapi kemudian AKAL SEHAT saya berfikir: “adakah manfaatnya buat diri saya dan buat umat? Tidak kah ini hanya memicu tindakan saling balas yang tak bakal membawa taubat bagi anggota kelompok manapun yang akan dibuka ‘aib’ nya melalui postingan?”
Sedangkan aib saya sendiri juga mungkin masih menggunung. Dan saya pasti malu bahkan (boleh jadi) akan marah bila aib itu diumbar oleh orang lain di tengah umum. Saya akan lebih bahagia ketika diajak bicara empat mata sebagai sesama muslim yang saling cinta karena Nya.
Ah, rasanya lebih efektip jika saya ‘bergerilya’ menasihati diam-diam kepada orang perorang saudara seiman saya yang saya duga salah jalan itu. Alhamdulillah selama ini sudah sering saya lakukan.
Tidak menebar aib, tidak mempermalukan, dan insya Allah bisa berdialog dari hati-ke hati tanpa emosi yang tinggi, tanpa memancing gengsi. Sehingga timbul rasa persaudaraan yang indah, bukan dengki dan sakit hati.
Jikapun harus meluruskan dan membuktikan kesalahan kawan dakwah yang menuduh kita, maka tak perlu menyebut nama individu dan kelompoknya. Sedangkan itu saja masih ada orang yang gisar dan tak terima. Padahal lain yang ditembak lain yang kena.
Semoga Allah selalu menjaga lisan dan tangan ini agar tak berkata dan menulis status yang hanya mencela dan menyakiti. Semoga yang kubagi melalui dinding facebook ini, hanya membawa manfaat dan tak mendatangkan mudharat.
Aamiin
JENDELA NURANI
(Abdillah Syafei)