Naluri manusia itu adalah menjadi mahluk yang MANDIRI. Bila yang mestinya memberikan nafkah tak memberikan, maka ia akan mencari sendiri nafkah. Tak punya tempat tinggal ia akan mencari sendiri tempat tinggal. Tak punya pendidikan gratis ia akan mencari (membayar) sendiri pendidikannya.
Demikian pula dengan keadilan. Bila terlalu sering tidak mendapatkan keadilan, maka ia akan mencari keadilannya sendiri. Dengan cara dia.
Dalam kasus penistaan ras dan agama yang sudah teramat sering terjadi, hingga berulang kali dilaporkan namun tidak juga ditindak, tidak mustahil orang-orang yang merasa agama atau ras mereka dinistakan akan mencari keadilannya sendiri.
Kita semua tentu sangat berharap agar semua ini tidak terjadi. Penegak hukum pasti akan menegakan keadilan dengan seadil-adilnya. Kita harus mendukung pemerintah sebagai pemegang kekuasaan hukum untuk melindungi kehormatan suku, ras, agama dan golongan yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu kita merasa aneh bila ada komponen bangsa ini yang justeru membela (baik langsung maupun tidak langsung) terhadap manusia bejat pemecah belah bangsa tersebut. Semestinya semua mendukung hukum tegas kepada manusia yang dengan sengaja dan terang-terangan menciderai nilai kebhinekaan. Bila tidak, tentu akan menimbulkan kecurigaan dan buruk sangka.
Entahlay, ada kekuatan apa yang tengah mengobok-obok bangsa ini, sehingga sekelompok orang dengan beraninya mengadu domba ras dan umat beragama di Indonesia?
Semoga mereka yang diberi wewenang menegakan hukum dan mengayomi bangsa ini bisa bertindak adil. Keadilan itu tidak harus dengan menghukum berat seorang pelaku kesalahan, namun bagaimana menciptakan perasaan masyarakat bahwa mereka sudah diperlakukan dengan baik dan tidak tebang pilih.
Kita harus optimis bahwa pemegang kebijakan di negeri ini bisa melaksanakan tugas dan wewenang mereka dengan sebaik mungkin. Sehingga setiap manusia Indonesia merasa bersyukur telah hidup di atas bumi pertiwi yang indah ini.
Insya Allah.