“Memaki” bukan sekedar tanda bahwa seseorang sudah kehabisan narasi, namun mungkin juga kehabisan harapan bahwa yang dimaki bisa diajak berunding baik-baik. Atau bila ia dipihak yang salah, maka memaki menjadi pelampiasan dari rasa sakit hati karena sudah tidak punya argumen lagi. Ia putus asa…
Jadi bila anda berkonflik dengan seseorang atau kelompok orang, lalu ia memaki dengan kata-kata kotor dan sumpah serapah, itu tanda ia sebenarnya tengah putus harapan bahwa ia bisa menaklukan anda dengan cara yang elegan… Senyumin aja.
Orang yang gemar memaki sebenarnya ia sudah kalah sebelum bertarung. Ia hanya menutupi kelemahan argumen dengan menyerang emosi anda. Dan tanpa sadar emosi dia sendiri yang terpancing makin tinggi tensinya.
Akhirnya bukan kepuasan yang ia peroleh dari caci-maki dan sumpah serapah yang dimuntahkan, justeru tekanan batin dan galau hati yang kian menjadi. Lau akhirnya, ia terkapar dalam kekecewaan.
Wallahua’lam