Kalau ingin mahir dalam menulis, ya kita harus sering berlatih menulis. Berlatih bisa dilakukan secara khusus dengan menyediakan waktu dan peralatan yang khusus pula. Namun berlatih juga bisa dilalukan dengan berbagai cara sesuai kondisi kita.
Di jaman medsos seperti sekarang ini, melatih kemampuan menulis bisa dilakukan dengan memanfaatkan dinding akun kita masing-masing. Tidak masalah jika ada yang menganggap kita kurang kerjaan. Mereka menyangka bahwa apa yang kita lakukan hanya perbuatan sia-sia, misalnya.
Mungkin mereka tidak tahu bahwa penulis juga sebuah profesi yang sama pentingnya dengan aneka profesi lainnya. Jadi tidak usah gusar jika seandainya ada yang mengatakan kepada anda:
“Kurang kerjaan kamu itu. Ngapain nulis status panjang-panjang menghabiskan banyak waktu. Mending mesos digunakan buat berdagang, jual barang. Itu kan lebih menghasilkan!”
Tersenyumlah menghadapi celaan semacam itu. Itu juga kalau ada yang mencela loh ya… 🙂 Semoga saja aktifitas anda menulis dan menyebarkannya di dinding medsos justeru meraih simpati dari kawan-kawan anda. Dan yang lebih utama lagi meraih pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ya, banyak orang yang tak tahu bahwa altifitas kita menulis berpanjang-panjang di media sosial sebenarnya bukan sekedar memuaskan hati dan membuang waktu percuma. Kita menulis dengan gencar adalah melatih keterampilan dan membiasakan diri dalam mengungkapkan buah pikiran.
Saya sendiri menjadikan tulisan-tulisan saya di internet untuk lebih meyakinkan klien yang ingin dibantu menulis buku biografi ataupun buah pikirannya. Betapa banyak orang cerdas dan pintar di dunia nyata ini, namun sayang mereka tak bisa mengungkapkan ilmu dan ide-ide cerdasnya menjadi tulisan.
Nah, di sinilah peluang kita untuk menawarkan jasa membantu mereka menuangkan buah pikirannya menjadi sebuah tulisan. Baik tulisan pendek berupa artikel dan catatan maupun yang lebih panjang berbentuk buku. Keahlian kita menyusun redaksi bisa dijual kepada mereka.
Pelacuran Intelektual…!!!
Ya, ada yang pernah berkata seperti itu kepada saya. He he… Saudaraku, jangan disamakan antara pekerjaan menyusun redaksi dengan membuatkan orang karya ilmiah. Beda… Beda sekali..!
Menyusun karya ilmiah lalu dijual dan diberi nama seseorang, sementara orang tersebut sebenarnya tak punya ilmu sama sekali tentang materi karya ilmiah tersebut memang perbuatan yang tidak bagus. Bolehlah disebut PELACURAN INTELEKTUAL jika mau.
Namun berbeda dengan jasa penyusunan redaksi atas buah pikiran orang, semua isi buku atau tulisan adalah benar-benar berdasarkan pikiran dan pengetahuan sang pemakai jasa. Tugas kita hanya membantu dia menjadikan isi pengetahuan tersebut berubah bentuk menjadi bahasa tulis.
Sebagaimana saya sebutkan di atas, orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan itu belum tentu bisa mengungkapkannya dalam bahasa tulisan. Sehingga dengan bantuan kita, ia bisa menyampaikan ide-ide cemerlang dan buah pengetahuannya yang brillian untuk disampaikan kepada orang banyak.
Nah, kembali ke soal rutinitas menulis tadi, seorang penulis membutuhkan latihan demi latihan untuk menjaga kapiawaiannya dalam menyusun kata-kata, membiasakan tangan mentransfer isi pikiran, baik pikiran sendiri maupun piliran klien. Jadi, butuh pembuasaan yang kontinyu agar keterampilan tersebut tidak hilang, bahkan bertambah.
Nah, apapun profesi kita di jaman modern ini tentu selalu berhubungan dengan tulis-menulis. Oleh karena itu tidak ada salahnya kita selalu melatih diri, membiasakan mengungkapkan isi kepala ke dalam bahasa teks.
Lebih-lebih bagi yang memang beprofesi sebagai penulis, tentu berlatih bisa dibilang sebuah ‘kewajiban’. Seperti seorang jawara atau pendekar yang setiap hari harus terus mengasah ilmu kaburagannya agar kemampuan bertarung selalu terjaga.
Nah, diantara cara mudah yang bisa kita lakukan untuk melatih kelihaian menulis adalah dengan memanfaatkan media sosial. Tidak harus duduk di depan komputer, hanya beemodal gadget pun kita sudah bisa berlatih kapanpun dan dimanapun. Saat antri di loket, duduk di kursi tunggu terminal, bahkan saat berbaring menjelang tidur.
Ayo, manfaatkan media sosial untuk tempat membiasakan diri menulis, mengungkapkan isi pikiran. Sekaligus tentunya menebar kebaikan semampu kita. Semoga dengan demikian manfaat “dunia dan akhirat” bisa diraih. Aamiin
09/01/2017