Lebih Baik Fokus ke Masalah Penting Umat

Jika dituliskan, teramat banyak masalah umat yang hari ini harus kita hadapi hari ini. Mulai dari narkoba, LGBT, kriminalisasi ulama, pemurtadan di sekeliling kita, hingga pembantaian di Suriah, Palestina, Myanmar dan banyak negara.

Maka alangkah baiknya kita tak usah terlalu menghiraukan tahzir dan jarh yang berputar-putar di sekitar wilayah khilafiyah. Bereaksi atas aneka ‘gangguan’ kelompok perusak ukhuwah memang perlu, tapi dengan mendebat dan menghabiskan waktu untuk  berkonflik dengan mereka di dunia maya, saya rasa tidak berguna. Hanya menghabiskan energi percuma.

Bagi saya cukup buat kajian untuk membentengi generasi kita dari aneka syubhat yang mereka tebar. Tanamkan ilmu kepada generasi kita untuk membuktikan bahwa “sesat” dan bid’ah yang selama ini dituduhkan hanyalah fitnah. Nyatanya cara kita beragama sudah sesuai sunnah dan telah mengikut salafus shalih. Mereka usil, biarkan saja.

Selebihnya biarkan anjing menggonggong dan kafilah tetap berlari menghadang serangan pemurtadan dan kedzaliman yang dilakukan oleh kaum kafir harbi dan perusak moral umat yang ingin menguasai negeri ini.

Kecuali para ‘kecebong dakwah’ itu sudah bergabung secara terang-terangan dengan mereka, mau tidak mau kita memposisikannya sebagai musuh bersama. Namun selama aksi mereka hanya buah gagal faham beragama yang disengaja sebagaimana selama ini terjadi, anggap saja mereka orang gila yang sedang menyeracau dan patut dikasihani.

Mari kita lebih intens menggalang persatuan umat dan menebar ‘virus’ ukhuwah ke segala penjuru negeri. Bangsa ini membutuhkan umat Islam untuk menyelamatkannya dari aneka keterpurukan. Dan umat Islam hanya bisa berbuat jika selalu bersatu, tak berpecah belah.

Jika persoalan khilafiyah yang sudah ratusan tahun terus saja dihidupkan, maka kita hanya akan menghabiskan waktu untuk berbantahan bahkan ‘berbantaian’ dengan saudara sendiri. Sementara kaum dzalim yang ingin menghancurkan negeri ini semakin leluasa menjalankan makar-makarnya. Itu jangan sampai terjadi.

Wallahu a’lam 
01/01/2018

JENDELA NURANI
(Abdillah Syafei)

www.abdillahsyafei.com 2022