Dalam berbagai hal, terjadinya perbedaan pendapat itu sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar adalah bila karena perbedaan itu lalu kita mengeluarkan ujaran yang memperhinakan orang lain.
Oleh karena itu, perlu kita menjaga setiap tutur kata dan ungkapan agar tidak menyerang orang lain secara subjektif dan menyakiti perasaannya. Misalnya ketika berbeda pendapat, kita tak perlu memaki orang lain dengan kalimat tolol, bodoh, tak punya otak dan yang sejenis.
Terutama kita orang Indonesia, sejak dulu kala sudah menjadi adat (kebiasaan) untuk menggunakan ungkapan-ungkapan yang baik dan indah bahkan saat sedang marah sekalipun. Makanya ada istilah “berbudi bahasa”, dan ditemui banyaknya pemakaian ungkapan atau pribahasa dalam pergaulan.
Kalaupun ingin menyerang, orang jaman dulu biasanya menggunakan bahasa sindiran baik berupa perumpamaan, satir, ataupun ungkapan sarkasme. Itupun kalau benar-benar sudah tak tahan lagi untuk tidak memaki.
Wallahu a’lam