Bagi saya membahas persoalan khilafiyah ulama itu adalah bagian dari dakwah yang penting. Meski banyak orang, bahkan ahli ilmu yang mengatakan “Jangan suka membahas persoalan khilafiyah”.
Saya rasa berbeda antara ” membahas soal khilafiyah” dengan “mempertentangkan soal khilafiyah”.
Membahas soal khilafiyah menjadi ‘wajib’ justeru karena kita menyadari bahwa realitanya khilafiyah di kalangan ulama (baik salaf maupun kholaf) memang terjadi. Nah, dengan membahas (mempelajarinya) maka diharapkan umat memiliki wawasan yang luas yang berujung pada pemahaman dan kemakluman.
Dengan mengerti persoalan khilafiyah paling tidak kita memiliki dua keuntungan yakni: Pertama bisa memahami mana soal khilafiyah ijtihadiyah yang memang bisa diterima dan mana yang sebenarnya itu bukan persoalan khilafiyah namun penyimpangan dalam beragama. Dan Kedua: menjadi memiliki kemaklukan dengan orang lain yang berbeda faham.
Ini penting, sebab banyak orang yang karena tak tahu bahwa apa yang diyakini atau diamalkannya ada ikhtilaf di kalangan ulama, sehingha ia menyalah-nyalahkan dan menyesat-nyesatkan saudara seiman. Sementara di lain sisi, ketika ada penyimpangan yang fatal dianggapnya biasa-biasa saja karena dikira soal khilafiyah ijtihadiyah juga.
Yang tidak boleh atau sebaiknya dihindari itu adalah mempertentangkan atau menjadikan persoalan khilafiyah sebagai alasan untuk menyesat-nyesatkan bahkan menghina dan mengeluarkan orang yang berbeda pendapat dari lingkup ahlussunnah bahkan sampai keluar dari Islam. (Na’udzubillah min dzalik).
Justeru terjadinya pertentangan soal khilafiyah ini biasanya karena masalah khilafiyah tidak dibahas (dikaji), sehingga wawasan menjadi sempit dan pengetahuan soal keberagaman pendapat ulama menjadi tidak ada. Seseorang yang nggak memahami soal khilafiyah akhirnya berpersepsi bahwa selain yang diajarkan oleh ulamanya adalah sesat.
Nah, jadi saudaraku yang budiman… Pembahasan tentang perkara khilafiyah itu justeru menjadi sebuah kebutuhan penting bagi persatuan umat kita saat ini. Jika persoalan khilafiyah ini sengaja diabaikan atau bahkan ditutup-tutupi, ia merupakan ‘api dalam sekam’ yang suatu saat bisa menjadi kobaran konflik yang menghanguskan ukhuwah Islamiyah.
Jika kita bersatu bukan karena kesefahaman (saling memahami) namun hanya karena kebetulan memiliki musuh bersama seperti kafir harbi atau orang munafiq misalnya, maka persatuan itulah yang mungkin bisa dibilang “persatuan kebon binatang”. Dimana persatuan hanya ada karena kesamaan tujuan bukan karena saling menyayangi. Ini berbahaya, sebab saat musuh bersama telah kalah atau hilang, akhirnya malah cakar-cakaran dengan sesama.
Maka persatuan harus dilandasi saling pengertian, jikapun tidak bisa sependapat. Paling tidak saling memahami dan mengerti alasan atau argumen dari kawan sebarisan yang tak sependapat dalam masalah khilafiah tadi.
Jadi jika ada saudara yang mungkin bosan melihat postingan-postingan saya yang banyak mengangkat tema khilafiyah, mohon dimengerti dan difahami bahwa justeru postingan saya itu untuk mengajak sahabatku sekalian agar bisa menyikapi secara adil dan khilafiyah ulama menjadi sesuatu yang bisa difahami bersama. Sehingga kita bisa saling menerima perbedaan di satu sisi dan tak terpedaya oleh tipuan kelompok/aliran sesat yang berlindung dibalik ikhtilaf di lain sisi.
Menolak pembahasan masalah khilafiyah bisa diumpamakan seperti orang tua yang menolak membahas masalah haid dan mandi wajib kepada anak gadisnya dengan alasan kesopanan. Padahal mau atau tidak mau si anak gadis pasti akan menemui itu. Dan jika tidak pernah diajari persoal tersebut pastilah ia akan panik saat menemui dalam kehidupannya.
Begitulah pula masalah khilafiyah, pasti akan ditemui dalam kehidupan seorang muslim, sehingga ia butuh pengetahuan, wawasan dan pemahaman supaya tidak terjadi kesalahan dalam menyikapi realita nantinya.
Semoga Allah melindungi umat Islam dan bangsa Indonesia dari pertikaian dan perpecahan. Semoga kita bisa saling memahami persoalan-persoalan yang kita tak sependapat di dalamnya. Sehingga persatuan dan kesatuan terus terjaga dalam menjalin sinergi dakwah guna menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini… Aamiin