هُوَ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَٰنٗا مَّعَ إِيمَٰنِهِمۡۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Fath : 4)
Kebahagiaan dan kesenangan di dunia ini tergantung dari target yang ingin dicapai oleh tiap-tiap orang. Dan nyatanya tiap orang mungkin berbeda menetapkan target. Sehingga tingkat dan waktu pencapaian kebahagiaan tiap orang juga pasti berbeda
Ada orang yang merasa senang saat bisa menguasai harta orang lain. Ia begitu kemaruk dengan materi hingga hak fakir miskin dan kaum lemahpun dia rampas dengan berbagai cara dan alasan.
Sementara ada pula orang yang sebaliknya. Dia merasa senang saat bisa memberikan hartanya kepada orang lain khususnya kaum lemah dan miskin. Bahkan kadang dia sendiri kekurangan karena hartanya telah habis buat disedekahkan.
Itulah pengaruh pola fikir dan ukuran kesenangan dan kebahagiaan yang berbeda-beda. Yang satu merasa bahagia karena bisa mendzolimi orang lain, sedang yang satunya lagi merasa bahagia ketika bisa berkorban dan membahagiakan orang lain.
Ini hanya contoh. Sebagian dari jenis kesenangan dan kebahagiaan yang ada dalam persepsi manusia. Masih banyak lagi hal lain yang membuat orang “merasa” senang dan bahagia.
… مِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلدُّنْيَا وَمِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلْءَاخِرَةَ ۚ …
Sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki dunia dan sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki akhirat” (QS. Ali-Imran: 152)
Ketika masih di dunia, kita diberi kebebasan oleh Allah untuk menetapkan sendiri ukuran kesenangan dan kebahagiaan versi kita. Namun Dia juga memberitahukan tentang kebahagiaan yang sejati dan mengingatkan bahwa kesenangan dunia itu sementara lagi menipu.
Allah Subhanahu wa Taala. berfirman:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Artinya : Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal. (QS. AL-Nukmin : 39)
Kesenangan dan kebahagiaan yang standarnya mengikuti syari’atNya lah yang akan tetap abadi dari dunia hingga akhirat kelak. Terserah, kita mau memilih yang mana?
Wallahu a’lam