Kesamaan Metode Saya dalam Menulis dan Bermedsos

Dalam memulai tulisan, di awalnya saya berusaha untuk tidak terlalu membebani pikiran untuk menyeleksi kalimat yang sedang dan akan ditulis. Pokonya tulis saja dulu apa yang spontan terpikir agar tulisan bisa jadi dan menghasilkan sebuah pesan yang ingin diungkapkan.
Soal benar tidaknya tata dan gaya bahasa, ejaan, pemilihan kata, dan tetek bengek lainnya, itu nanti saja diperbaiki. Bisa saja nantinya, setelah tulisan jadi dan diadakan penyuntingan ulang akan ada kata atau kalimat yang diganti, dibuang, dirubah posisinya dalam alinea dan lain sebagainya. Gampang lah.
Demikian halnya dengan akun facebook yang sedang anda lihat ini. Metode yang sama dengan membuat tulisan, juga saya terapkan dalam bermedsos. Saat ini ada ratusan permintaan pertemanan masuk tiap harinya, sementara waktu saya menyeleksi sangat terbatas. Walhasil saat ini saya terima saja semua permintaan yang ada. Saya tidak menyeleksi akun asli atau bodong, orang jujur atau penipu. 
Saya kemukakan dulu baik sangka, bahwa semua yang ingin berteman di medsos saya itu adalah orang baik. Nanti sejalan dengan interaksi di medsos satu demi satu akun yang tidak benar (palsu), mesum, penipuan, pesugihan ala perdukunan dan yang lainnya yang membawa pengaruh negatif akan saya hapus bahkan kalau perlu blok.
Begitulah pilihan saya dalam bermedsos. Mungkin itu bukan pilihan paling baik, namun bagi saya itu pilihan paling tepat untuk saat dan kondisi sekarang. Memang sih, seharusnya sebelum menerima pertemanan saya memperhatikan dan meneliti dulu siapa orang yang meminta pertemanan tersebut. 
Namun sebagaimana saya katakan di atas, permintaan yang masuk terlalu banyak sementara kesempatan buat menyeleksinya terlalu sempit. Saya khawatir ada teman dan kerabat yang memang kenal di dunya nyata terpending lama. Mungkin karena mereka tidak menggunakan nama atau foto profil asli jadi tak saya kenali jika hanya dilihat sekilas. 
Jadi sejalan dengan terus bertambahnya teman di akun ini, saya juga perlahan akan meremove bahkan mungkin memblokir satu persatu akun yang saya anggap negatif dalam artian dicurigai penipu, nesum, dukun sesat, kaum intoleran, dan lainnya yang tidak membawa kebaikan. 
Wallahu a’lam
* Foto hanya pemanis buatan. Saat melakukan kunjungan jurnalistik ke Mahakam Ulu bersama Direktur Samarinda Smart City News, Setiabudi

www.abdillahsyafei.com 2022