JENDELA NURANI: Ketika kita melihat orang lain begitu gampang mengerjakan suatu pekerjaan, jangan lantas kita meremehkannya dan menganggap pekerjaan tersebut juga gampang bagi diri kita. Belum tentu..!
Mengapa saya katakan belum tentu?
Ya, karena boleh jadi memang kita juga mudah mengerjakan pekerjaan tersebut. Namun selayaknya jangan buru-buru menyimpulkan itu jika belum pernah mencobanya.
Seorang penjual jasa misalnya. Terkadang ia serba salah dalam melayani konsumen (pemakai jasa), apalagi jika nilai bayaran belum disepakati di awal pekerjaan. Dengan keahliannya yang di atas rata-rata alias hebat sebenarnya ia bisa saja menyelesaikan pekerjaan dalam waktu cepat dengan hasil yang maksimal. Namun resikonya ia akan dibayar murah karena dianggap pekerjaan tersebut sangat gampang. Sementara jika ia lambatkan penyelesaian pekerjaan tersebut, ia akan rugi waktu karena masih banyak order yang antri buat diselesaikan.
Kondisi dilematis ini, saya yakin banyak diantara anda yang profesinya ‘penjual jasa’ mengalami. Anda kadang serba salah saat menghadapi klien yang tidak tahu diri dan kurang pengertian. Ingin harga murah dan tak bisa menghargai keahlian orang lain. Makin cepat dan bagus pekerjaan kita makin murah penghargaan yang diberikan. Padahal, seharusnya cepat dan bagus itu adalah nilai tambah yang mendapat penghargaan khusus.
Tapi demikianlah realita dunia bisnis jasa di negeri kita. Tinggal kita sebagai “pedagang” yang pandai-pandai membuat ‘penciteraan’ dan nego soal bisnis kita. Diantaranya adalah dengan hanya menerima order yang jelas perjanjiannya, terutama soal hak dan kewajiban keduabelah pihak.
Dan tentunya bagaimana kita sendiri selaku penjual jasa dalam matok harga. Jangan bergampang-gampang menurunkan tarif hanya demi berebut pelanggan. Karena jika hal itu dibiasakan, yang rugi bukan hanya saingan bisnis kita tapi kita sendiri sebagi seorang tenaga ahli, karena keahlian kita akan dianggap remeh dan berujung pada nilai jual yang jatuh.
Wallahu a’lam