Orang awam yang tidak pernah ngaji, tak pernah nyantri dan tak pernah sekolah agama, lalu tak memahami banyak permasalahan agama; soal hijab syar’i, larangan khalwat dan ihtilat, kedudukan mahram dan non mahram, dll rasanya sangat wajar. Namun ketika yang tak mengerti (bahkan salah faham) adalah mereka yang sudah menyandang aneka ‘titel’ tinggi di bidang keagamaan, hati jadi bertanya-tanya; agama apa yang ia pelajari?
Apalagi di jaman internet seperti sekarang ini, informasi (termasuk soal agama) begitu mudah diperoleh, nyatanya warga dunia maya masih banyak saja yang tak bisa mengambil manfaat dari kemajuan teknologi ini.
Ya, memang google bukan sebaik-baik tempat mengaji. Namun jika toh kita masih suka googling juga, mengapa tak mencari informasi yang lebih bermanfaat buat pemahaman agama kita. Meski mungkin kita perlu hati-hati mengambil informasi dunia maya, paling tidak ada bahan untuk bertanya dan dikonfirmasi kepada ustadz yang kita percaya.
Maksud loh?
Maksud saya, mari kita jadikan teknologi sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan, termasuk urusan agama. Yang penting disamping mencari informasi di dunia maya, kita konsultasikan apa yang didapat kepada asatidz (guru-guru) dan ulama di dunia nyata.
Semoga dengan itu kita jadi rajin hadir di majelis ilmu dan tak merasa cukup dengan yang di internet saja.
Wallahu a’lam