Sebagian kita (mungkin termasuk saya) memang sangat mudah menjadi korban penciteraan. Mengapa begitu? Karena watak asli kita adalah lembut dan suka dengan kebaikan. Maka ketika kita menyaksikan hal yang secara dzahirnya baik, kitapun akan sangat gampang bersimpati.
Memori kita akan sangat mudah merekam dan menyimpanya di alam bawah sadar. Ketika input data itu terus berulang-ulang dimasukan ke dalam pikiran bawah sadar, justeru kita akhirnya menjadi tidak sadar dan membuat informasi yang seharusnya masih butuh saringan bahkan klarifikasi dan konfirmasi dari sumber lain, langsung dipermanenkan dan menumbuhkan persepsi yang kuat.
Makanya kenapa iklan yang tidak masuk akalpun bila ditonton berulang-ulang bisa membuat kita percaya dan tertarik. Padahal kalau dipikir secara netral apa yang divisualkan oleh iklan jelas-jelas trik kamera atau efek editing video.
Demikian pula dengan penciteraan. Suguhan informasi soal kebaikan seseorang yang terus diulang-ulang dari waktu ke waktu, bila sudah masuk ke pikiran bawah sadar, ia akan dipermanenkan dan kemudian mengkristal menjadi sebuah keyakinan.
Begitu juga sebaliknya informasi keburukan seseorang yang diulang secara masif akan menumbuhkan Citera negatif yang bahkan berujung pada kebencian membabi buta. Makanya media sosial merupakan salah satu tempat yang paling ampuh untuk melakukan penciteraan.
Berapa banyak diantara kita yang begitu fanatik dan memuja-muja tokoh, bukan karena dia pernah bertemu dan mengenal keseharian sang tokoh, namun karena dia setiap hari membaca berita atau melihat foto yang baik-baik nya saja tentang si tokoh. Saking fanatiknya kadang rela bermusuhan dengan orang yang selama ini justeru dia sangat mengenalnya dan bahkan sangat banyak berbuat baik yang nyata kepada dirinya.
Dan berapa banyak orang yang dibenci setengah mati padahal hanya sedikit keburukannya dibandingkan jasa-jasa besarnya. Namun karena keburukan itu selalu diulang-ulang hingga memenuhi pikiran bawah sadar, laksana pepatah “panas setahun terhapus oleh hujan sehari’. Kebaikan yang begitu banyak lagi besar akhirnya musnah oleh kesalahan sedikit dan kecil namun viral. Ajaib…
Wallahu a’lam